Home » , » Petani Tabanan Didorong Manfaatkan Alsintan untuk Panen

Petani Tabanan Didorong Manfaatkan Alsintan untuk Panen

Posted by Adityo Guni Waluyo on 14.24

iMagz.id -  Menghadapi musim panen raya yang mulai berlangsung pada Maret hingga Mei mendatang, petani di Kabupaten Tabanan diharapkan untuk memanen padi secara mandiri atau mengurangi ketergantungan pada tukang panen (buruh). Salah satunya dengan menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, mekanisasi pertanian memang bertujuan untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern. Dengan Alsintan, proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat dan efisien.

“Dalam kondisi bagaimanapun, produksi pertanian harus terjamin. Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” ujar Mentan SYL, Kamis (18/3).

Menteri SYL mengatakan, penggunaan teknologi diharapkan mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang.

“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” tegasnya.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, usai panen pihaknya akan terus mengupayakan ketersediaan air melalui Jaringan Irigasi yang optimal.

Selain itu, juga akan dimaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian seperti traktor roda 2 dan roda 4 untuk pengolahan tanah persiapan musim tanam selanjutnya.

“Proses panen harus terus berjalan. Dengan menggunakan Alsintan, maka tidak membutuhkan banyak orang berkerumun saat melaksanakan panen. Alsintan seperti traktor roda 2 dan roda 4 juga bisa dimaksimalkan untuk pengelolaan tanah menjelang musim tanam selanjutnya,” ucapnya.

Sarwo Edhy menambahkan, petani juga bisa melakukan sewa pinjam Alsintan yang dikelola Brigadir Alsintan, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di daerah masing-masing.

“Dengan menggunakan Alsintan, petani akan lebih hemat dan lebih cepat dalam proses menanam juga panen,” katanya.

Keuntungan lain, penggunaan Alsintan dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah. Bahkan, penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun, kini bisa tiga kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat.

“Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” tambahnya.

Begitu juga dengan penggunakan rice transplanter, yakni mesin penanam padi yang digunakan pada areal tanah sawah kondisi siap tanam. Fungsinya untuk menanam bibit padi dari hasil semaian yang menggunakan tray dengan umur bibit sekitar 15 hari atau ketinggian bibit tertentu.

“Mesin tanam ini dirancang agar dapat beroperasi pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu, mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung,” jelas Sarwo Edhy.

Selain itu, rice transplanter bisa dikatakan menjadikan penanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam serta cepat proses pengerjaannya.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana mengatakan, panen secara mandiri ini akan membuat pendapatan yang diterima petani menjadi optimal di tengah dampak pandemi yang masih membayangi.

“Menghadapi musim panen ini petani sebaiknya bisa lakukan panen secara mandiri. Jangan sampai membiarkan padi yang sudah waktunya dipanen tidak dilakukan proses pemanenan karena alasan tidak mendapat buruh panen saat ini,” tuturnya

Dijelaskannya, kesulitan mendapatkan buruh panen memang menjadi permasalahan klasik yang selalu dihadapi petani setiap musim panen, karena memang ketergantungan yang cukup tinggi pada buruh panen yang sebagian besar berasal dari luar Bali. Panen secara mandiri ini akan membuat pendapatan yang diterima petani lebih besar karena tidak dipotong ongkos buruh, dan kualitas panen gabah dihasilkan akan optimal karena waktu panen yang tepat karena tidak menunggu giliran untuk mendapatkan buruh panen.

"Panen mandiri sebenarnya sangat memungkinkan dilakukan, terlebih dengan banyaknya bantuan alsintan yang sudah disalurkan ke petani untuk mempermudah proses panen," jelasnya.

Kata Wiadnyana, bantuan pemerintah pusat yang disalurkan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan cukup banyak dan hampir menyasar semua sentra pertanian yang ada selama ini.

Bantuan tersebut di antaranya, mesin combine dan mesin power thresher. Tapi, bantuan alsintan tersebut di sejumlah sentra pertanian di Tabanan tidak termanfaatkan dengan baik, karena alasan tidak ada tenaga yang bisa mengoperasikan, hingga kendala mesin yang memang membutuhkan sejumlah modifikasi sebelum digunakan.

“Sebenarnya seluruh alsintan pertanian ini bisa digunakan, namun memang untuk beberapa tempat agar bisa digunakan diperlukan modifikasi menyesuaikan dengan kondisi dilapangan,” ujarnya.

Lebih lanjut disebutkannya, modifikasi alsintan umumnya diperlukan pada sentra pertanian yang ada di dataran atas. Sedangkan untuk sentra pertanian di dataran bawah sebagian besar bisa langsung memanfaatkan untuk membantu proses panen. Daerah dataran bawah ini misalnya, di daerah Gubug, Marga, Kerambitan, Tabanan dan Kediri yang sudah maksimal memanfaatkan bantuan alsintan alat panen ini. (rez)

Author
AldanMintaJajan Updated at: 14.24

0 komentar:

Posting Komentar